Ditulis oleh: Api Sulistyo
20 Mei 2020
Apa yang anda lakukan dengan buku-buku bekas anda yang telah selesai anda baca? Katakanlah anda punya suatu buku novel yang bagus sekali dan anda sudah selesai membacanya. Mungkin akan anda simpan sebentar dan kemudian and baca lagi. Setelah anda baca dua atau tiga kali, terus akan kemana novel itu? Ada beberapa kemungkinan jawabannya: disimpan di rak buku, diberikan atau dipinjamkan kepada teman, dijual murah, atau disumbangkan ke perpustakaan supaya orang lain bisa membacanya juga.
Saya punya cerita ringan tentang buku-buku lama. Saya punya hobi lari-lari. Entah musim panas, gugur, dingin, maupun musim semi saya menikmati lari-lari untuk menjaga kesehatan. Di musim dingin kegiatan lari justru menjadikan badan bisa bertahan di udara dingin. Ada beberapa rute khusus dari rumahku ke grocery store setempat. Saya bisa pilih jarak 5 mil/8 Km, atau 6,2 mil/10 Km. Yang jelas saya perlu mampir di grocery store itu untuk minum karena di dalam grocery store itu ada kran air minum gratis.
Sekitar satu kilometer dari rumah saya kutemui ada kotak kecil di pinggir jalan. Dengan mudah kulihat ada beberpa buku di dalam kotak itu lewat pintu kacanya. Bahkan di depan kotak ini ada tempat duduk. Saya langsung berasumsi bahwa orang menaruh buku di sana supaya orang lain bisa membacanya juga.
Suatu hari ketika saya sedang lari-lari di musim dingin, kulihat di sekitar kotak ini ada beberapa buku bertebaran di atas salju. Saya kita ada unsur kesengajaan dari orang yang lagi marah, frustrasi, atau kecewa berat. Saya tak begitu peduli dan terus berlari. Tapi kok akhirnya nggak tega juga. Setelah sekitar 100 meter, saya balik ke kotak buku itu. Saya mengambil buku-buku di atas salju dan memasukkan mereka ke dalam kotak setelah membesihkannya.
Belakangan saya sering lihat kotak-kota serupa bertebaran di banyak tempat. Malah ada satu yang hanya sekitar setengah kilometer dari rumah saya. Tadi siang saya berkunjung ke rumah sepupu istri saya dan di depan rumahnya ada kotak buku juga. Saya jadi pingin tahu tentang kotak-kotak buku ini. Ternyata kotak-kotak itu menjadi bagian dari organisasi non-profit bernama Litte Free Library. Anda pingin tahu lebih banyak? Begini ceritanya and kubaca di websitenya.
Little Free Library mendorong pertukaran buku secara gratis melalui kotak-kotak buku seperti yang saya sebutkan di atas. Orang bisa ambil buku untuk dibaca dan mengembalikannya lagi kalau sudah selesai membacanya. Orang juga bisa menyumbangkan buku lamanya untuk orang lain. Organisasi ini dimulai oleh Todd Bol, dari kota Hudson, negara bagian Wisconsin. Todd membuat miniatur rumah satu kamar seperti bentuk sekolah. Miniatur rumah ini ditaruh diatas tiang yang dia dirikan di halaman rumahnya. Tood melakukan semua ini untuk mengenang ibunya, seorang guru yang sangat mencintai buku. Bersama dengan pasangannya, Todd mulai membuat kotak-kotak buku di beberapa termpat di daerahnya.
Pada tanggal 16 Mei 2012 Little Free Library resmi diakui sebagai lembaga nir-laba. Lebih dari 90,000 kotak buku terdaftar di organisasi ini. Sekarang Little Free Libraries berada di 91 negara and jutaan buku ditukar tambahkan setiap tahun.
Untuk saat ini ketiga kotak yang saya kunjungi menuliskan peringatan yang intinya layanan buku diberhentikan karena COVID-19. Saya kira layanan ini diberhentikan selama musim pandemik. Seakan buku-buku tua itu telah terpapar virus Corona. Setelah virus pergi layanan tukar tambah buku ini tentunya akan berjalan lagi.
Mungkinkah cerita ringan ini menjadi jawaban untuk pertanyaan saya tentang buku-buku tua anda? Akan lebih berguna kalau buku-buku lama anda dibaca oleh orang lain daripada hanya dipanjang di rak buku.
Semoga bisa dipertimbangkan.
Story Lighthouse 