Oleh: Api Sulistyo
Apa sih sebenarnya yang dimaksud dengan Q-time? Dan apa artinya bagi kita? Saya sudah mendengar ungkapan ini cukup lama. Maksudnya selama beberapa tahun. Sejauh memahaman saya yang dimaksud dengan Q-time atau quality time adalah waktu yang kita luangkan bersama orang lain. Baik dengan melakukan kegiatan bersama seperti olah-raga, jalan-jalan, atau sekedar ngobrol atau ‘jagongan’ dalam bahasa Jawa. Banyak orang cukup merasa nyaman dengan berada di tempat yang sama sambil minum kopi atau baca buku dan tidak harus berbicara.
Saya temukan suatu ungkapan yang berhubungan dengan Q-time. “No amount of money or success can take place of time spent with your family” (unknown). Saya bisa terjemahkan secara bebas bahwa waktu yang kita luangkan bersama keluarga tidak bisa digantikan oleh sejumlah orang tertentu (kekayaan) atau keberhasilan. Saya kira ungkapan ini mengandung suatu kebenaran.
Memang tidak mudah untuk bisa meluangkan waktu bersama keluarga. Banyak orang bahkan tidak melihat gunanya. Ketika anak-anak kami masih kecil, kami lebih sering punya waktu untuk berada di tempat yang sama. Kami bisa makan bersama, bermain bersama, dan bahkan liburan bersama-sama. Semenjak anak-anak menjadi semakin besar, apalagi setelah mereka punya SIM, mereka lebih sering berada bersama teman-teman mereka. Selain itu kami punya kesibukan masing-masing baik secara sosial maupun berhubungan dengan kerja.
Akhir Pekan Yang Mengesan
Bulan Juli lalu saya mendatarkan diri untuk ikut lomba lari setengah marathon (21 Km) di kita kecil bernama Mora, sekitar 160 Km dari rumah kami. Saya berharap bahwa anggota keluarga kami ada yang tertarik untuk pergi dengan saya dan menikmati akhir pekan di luar kota. Ada tiga hal yang membuat saya mengambil keputusan ini. Pertama, saya suka jalan-jalan keluar kota dan mengamati masyarakat Amerika di luar kota. Kedua, saya dan keluarga suka berkemah. Tentu saja di musim panas. Kalau kemah di musim dingin ya kita akan membeku. Dan alasan terakhir, saya sangat menikmati lari jarak jauh.
Sekali lagi karena kesibukan masing-masing, hanya anak bungsu kami, Alex Sulistyo yang bisa ikut. Akhirnya kami berdua meluangkan waktu bersama-sama walaupun hanya singkat.
Setelah mengemas semua yang kami perlukan, pada hari Jumat lalu, kami berdua berangkat ke Mora, di bagian utara Minnesota. Karena banyak orang mau menikmati akhir ke luar kota, perjalanan padat dan hampir dua jam kami sampai di pusat kota yang berpenduduk 3,571 jiwa. Saya mau mengambil nomor untuk lomba lari hari berikutnya.
Dari pusat kota kami pergi ke tempat perkemahan, Fish Lake Resort – Bar and Grill, yang hanya sekitar 8 Km. Beaya tempat kemah $50.00 per malam. Sebetulnya jauh lebih mahal dari biasanya antara $20.00 – $30.00 per malam. Matahari masih terang dan pemandangan matahari terbenam sangat menawan dari tenda kami. Kebanyakan yang tinggal di sana memiliki RV (recreational vehicle) atau camper yang lebih canggih bukan hanya sekedar tenda seperti yang kami miliki. Jadi harga sewa memang jadi mahal. Tapi, lokasinya bagus sekali. Sangat menawan.
Tak lebih dari 20 menit Alex dan saya selesai memasang tenda dan mengatur sleeping bags untuk tidur. Kami mendapat pelayanan listrik dan air sehingga kami bisa bisa mendapatkan penerangan dan nge-charge cell phone kami. Kamar mandi air hangat dan kamar kecil juga tersedia bagi para campers. Sebelum gelap kami pergi ke restoran di tempat perkemahan ini yang hanya sekitar 150 meter dari tenda. Saya sendiri merasa canggung di tempat itu. Semua mata tertuju kepada kami waktu kami masuk. Tidak ada yang mempersilahkan kami. Satu-satunya pelayan sedang sibuk melayani puluhan tamu. Sebagian tamu duruk berderet di bagian bar dan minum-minum. Saya membersihkan meja yang kotor dan menunggu pelayan (waitress).
Sebetulnya saya harus makan makanan yang mengandung karbo hidrat sebelum lomba lari. Tapi restoran ini tidak memberikan banyak pilihan. Akhirnya saya memesan chicken salad dan air putih. Alex memesang grill chicken dan air putih. Untuk memeriahkan suasana, restoran menjual lotre yang diundi setiap lima menit. Hadiahnya adalah daging mentah baik sapi maupun babi. Ada seorang yang bertugas memutar roda undian yang berteriak sekeras mungkin menyebutkan angka pemenang. Teriakan ini sering disambut dengan tepuk tangan riuh rendah dari pemenang dan tamu lainnya.
Setelah membayar makan malam Alex dan saya berjalan kembali ke tenda. Penghuni lainnya sedang duduk-duduk di luar RV mereka yang kebanyakan dihias dengan lampu warna-warni. Danau yang persis di depan tenda kami sangat tenang. Tetangga kami mencoba mancing, tetapi kelihatannya tidak mendapatkan apa-apa.
Lampu di dalam tenda kami cukup terang. Alex dan saya sempat ngobrol sana-sini, tapi akhirnya kami tertidur juga. Dan memang sebaiknya tidur awal supaya bisa bangun pagi dan tidak telambat lomba lari.
Kopi Istimewa
Jam 7:00 pagi, setengah jam sebelum lomba mulai, Alex dan saya sudah berada di sekitar garis start. Lomba ini tidak semewah lomba-lomba lain yang pernah saya ikuti. Pesertanya hanya beberapa ratus orang. Beaya pendaftaran murah juga: $40.00. Pendaftaran untuk setengah marathon biasanya antara $50 sampai $65.
Ketika kami sedang lari melewati perkebuhan jagung jauh di luar kota, kami melihat dua sapi besar berwarna hitam yang ingin menyeberang jalan. Para pelari menjadi panik dan bingung. Kedua sapi itu juga menjadi tidak tahu mau menyeberang atau tidak. Akhirnya kami menghidari sapi itu dan mereka menyeberang dan hilang di kebun jagung. Sangat aneh bahwa pelari harus berpapasan dengan sapi.
Setelah lebih dari dari dua jam, saya masuk garis finish. Saya melihat Alex puluhan meter sebelumnya. Senang rasanya saya melihat dia ada di sana walaupun sebetulnya dia bisa melakukan apa saja. Selama saya lari dia jalan-jalan lihat-lihat kota. Kita tidak meluangkan banyak waktu di kota Mora. Dengan cepat kami melipat tenda dan mulai perjalanan pulang. Sebagai ucapan terima kasih kepada Alex, saya ingin mengajak dia beli minuman di Caribou Coffee, kesukaannya. Melalui mapquest kami temukan Caribou di kota Cambridge, sekitar 32 Km dari tempat kemah.
Saya memesan ‘coffee of the day’ dan Alex memesan minuman yang lebih menarik dan sesuai dengan kawula muda. Ternyata Alex itu telah menjadi pelanggan tetap Caribou. Tiba-tiba dia keluarkan uang $10 dari dompetnya. “I get it, Dad” katanya. Maksudnya dia mau mentraktir saya. Lho, bagaimana ta ini? Saya yang berterima kasih kok malah dia yang membayar. Dan juga dia kan belum bekerja. Memang minggu depan dia akan mendapatkan summer job (kerjaan musim panas) di bazar Minnesota. Semoga saya bisa menulis cerita tentang pengalamannya di lain waktu. Saya lihat di wajahnya bahwa dia bangga bisa mentraktir saya. Very nice surprise. Kejutan yang sangat menyenangkan.
Saya masih tak percaya bahwa Alex membeli kopi untuk saya. Akan saya ingat pengalaman ini dalam waktu yang lama. Sambil menikmati minuman di motil, kami mendengarkan lagu-lagu kesayangannya. Saya pakai cruise control sehingga kaki kanan saya tidak harus menekan pedal gas dan bisa menari sedikit mengikuti lagu. “Kamu bisa putarkan lagu-lagunya Queen?” pinta saya kepada Alex ketika lagu-lagunya sudah habis. Akhir sepanjang sisa penjalanan kami berdua bernyanyi sekeras-kerasnya bersama dengan Bohemian Rhapsody, Somebody to Love, I Want to Break Free, We Are the Champions, dst. Dan kami sampai di rumah dengan selamat.
Mungkin pada kesempatan berikutnya Alex dan saya akan ikut lomba lari bersama-sama. Semoga suatu hari keinginan ini bisa terjadi sehingga kami bisa lebih sering meluangkan waktu, Q-time, bersama-sama.